Montag, 22. Dezember 2008

6 Months 4 Weeks

Sehari sebelumnya (hari Sabtu) baru aja bisa duduk sendiri...



Oh iya, sejak hari Jumat MJ sakit batuk dan pilek, hiks...hiks...hiks...
Terus Minggu siang sempat nggak enak badan gitu, panas...tapi nggak demam. MJ juga mood-nya jadi nggak enak. Tapi untungnya makannya masih lahap, dan setelah makan mood pun kembali membaik.

Freitag, 19. Dezember 2008

Best Friends

Dienstag, 2. Dezember 2008

Oma, U5, Makan, dan Popok.


Hore, Oma datang!
Itu mungkin yang ada di benak MJ pas akhirnya menyunggingkan senyum ke Oma Bärbel. MJ perlu beberapa detik untuk ingat kembali siapa yang ngajak MJ senyum dan bicara, saat MJ dan Mama jemput Oma di stasiun kereta, hari Kamis (27.11). Awalnya MJ mendelik dengan mata besar khas MJ, dengan pandangan kritis...yang udah jadi trademark MJ sejak dari lahir, hehehe...

Sampai Oma hari Sabtunya pulang, MJ udah lengket lagi sama Oma. Dimanja abis sama Oma, diajak main, digendong-gendong, dikasih hadiah mainan, mainan, dan celana (eh, yang hadiah sih kayaknya yang bahagia tuh Mama, hahaha).
Natal nanti Oma datang lagi, nggak sendirian tapi bareng Opa Reinhard dan juga Ur Oma.

Hari Jumat, MJ bareng Mama dan Papa ke dokter buat U5 dan sekalian imunisasi ke-3.
Berat: 7,525 kg
Panjang: 68 cm
Lingkar kepala: 44,3

Entah apa cuma perasaan Mama, tapi kayaknya MJ nggak suka deh sama Dr. Blickle. Begitu dokter mendekat dengan stetoskop, MJ langsung mendelik lagi. Begitu stetoskopnya hampir nempel di dada MJ, langsung MJ pukul tangan dokter, sambil teriak marah. Gitu terus sampai akhirnya dokternya minta Papa supaya pegangin tangan MJ, hihihi...
Tapi dokter senang kok dengan perkembangan MJ. Semuanya baik-baik aja, kecuali pas dokter tahu kalau MJ belum makan apa pun selain ASI, hihihi.
Imunisasi juga berhasil MJ lalui dengan baik, nggak ada acara demam.

Hari Sabtunya, kita pun ke pasar buat belanja wortel. Untuk MJ, harus bio dan yang terbaik, kata Papa. Tapi keinginan untuk kasih makan harus ditunda ke hari Minggu karena hari Sabtu terlalu sibuk, Oma Bärbel kan harus pulang sore harinya.

Dan akhirnya...sejak hari Minggu (30.11), MJ pun nggak cuma tergantung sama ASI! Suapan pertama ternyata langsung berhasil. MJ malah nggak sabar buat nambah. Tapi ya itu, MJ ngotot pengen nyuap sendiri, sampai baju MJ dan baju Mama jadi kotor. Oh iya, menunya: wortel rebus yang diblender.
Sejak hari Minggu juga, MJ nggak pakai popok kain lagi. Mama udah males harus nyuci terus..., kan nggak bisa langsung masuk mesin cuci tuh, harus cuci tangan dulu, hehehe...

Hey, großer Mann, wir haben dich ganz toll lieb! :-*

Sonntag, 23. November 2008

Setengah Tahun


Terima kasih ya Nak, sudah membuat hidup Mama dan Papa jauh lebih indah...
Semoga kamu juga bahagia berada di tengah-tengah kami. :-*

P.S.: Maafin Mama ya, yang tadi pagi ngebangunin kamu cuma karena pengen punya foto kamu pas bobo... Eh tapi tadi pagi kamu juga bangunnya kesiangan... :-p

Freitag, 21. November 2008

Hore...!


Ada dua berita yang menggembirakan hati Mama dan Papa.

Pertama, sudah 3 malam ini MJ tidurnya kembali oke. Selama lebih dari seminggu MJ bobonya parah banget, terutama malam. Tiap sekitar 2 jam sekali bangun dan nangis, nggak bisa ditenangin kecuali dengan nenen...padahal nggak lapar. Terus begitu jam 5 pagi udah bangun dan 'nyanyi' keras banget selama berjam-jam.

Terpikir bahwa MJ mau tumbuh gigi, apalagi karena pas MJ gigit jari Mama, gusi bawah bagian depan terasa berbeda. Papa juga lihat gusi MJ di bagian yang sama udah mulai putih...

Tapi setelah baca-baca, sadar juga ada kemungkinan lain: MJ kedinginan. Mama kan udah bolak-balik bilang ke Papa kalau kamar MJ tuh pas malam dingin... Mama aja kedinginan pas nyusuin MJ, apalagi pas tangan MJ nempel di badan Mama, aduh sedingin es!

Eh, ternyata Papa dengan polosnya bilang kalau pemanas memang otomatis mati dari jam 22:00 hingga sekitar jam 06:00.
Papa juga selama ini salah ngira suhu dari pemanas. Mama malah lebih nggak ngerti lagi (maklum, di Indonesia sih butuhnya AC, hihihi).
Papa bilang, bisa-bisa selama ini MJ tidur dengan suhu 0 °C. Huhuhu, semoga kamu nggak kenapa-napa ya, Nak...
Maafin Mama dan Papamu yang bego ini.

Kedua, bulan lalu kan Mama iseng biarin MJ difoto di mall. Waktu itu kebetulan lewat, terus lihat ada sesi foto gratis. Kalau fotonya berkenan baru beli sesuai jumlah foto. Nah, Mama kan mikir...kapan lagi difoto sama fotografer profesional? Kan mahal tuh, nunggu kita ke Indonesia aja, hihihi...

Akhirnya ya difoto, deh. Ternyata itu acaranya nggak cuma foto aja, tapi juga lomba gitu deh. Mama sama sekali nggak berharap karena ya niatnya cuma foto gratis doang, lagian pas difoto kan MJ lagi ngantuk dan pakai baju yang udah usang. :-p

Terus, kemarin tuh Mama lihat-lihat foto MJ (hari terakhir, udah sampai ditelepon segala, diingetin bahwa foto udah bisa dilihat dan dibeli). Beli deh 5 (tapi bayar 4, soalnya tadinya malah Mama ngotot cuma mau beli 3 aja. Pelit banget, yak...hihihi. Bukan pelit sih, tapi bokek, bwahaha). Terus ternyata foto yang dipilih oleh panitia untuk dipajang itu yang pas MJ bengong. Yang lain pada senyum, MJ doang yang bengong gitu. Terus Mama juga memutuskan untuk nggak ambil kartu buat milih (lah, masa' milih anak sendiri?). Lagian, pikir Mama tuh...ngapain milih, toh nggak akan menang mengingat orang lain kan pada bareng teman-teman dan anggota keluarga mereka yang lain untuk memilih anak mereka. Sedangkan Mama sama sekali nggak ngasih tahu siapa-siapa.

Eh, ternyata hari ini Mama ditelepon, disuruh datang ke mall karena MJ termasuk 10 besar! Jadi ya sebaiknya datang buat ambil hadiah. Ya udah deh, bareng Papa pergi. Dalam pikiran Mama sih, paling juga juara ke-10. Hihihi, ini emak memang payah banget, bukannya nyemangatin anak, ya... :-D

Dari 350 anak lebih yang berpartisipasi, MJ memenangkan juara ke-5!
Waaah, nggak nyangka! Apalagi karena MJ menang murni, tanpa bantuan suara dari keluarga maupun teman! :-D
Dan dari semua pemenang, MJ juga paling muda, huehehe...
Tapi paling nakal, soalnya ngigit ijazah kemenangan sampai robek, terus menjambak rambut ibu salah seorang pemenang sampai sang ibu harus berdiri menjauh, bwahahaha... That's my son!

Mittwoch, 5. November 2008

Lapar ya, Nak...?

Dari kemarin (04.11), MJ kelihatan udah pengen makan. Awalnya tuh pas MJ dan Mama main ke rumah Opa Georg dan Oma Ilse. Pas makan siang, MJ merengek minta dipangku. Ya udah, Mama pangku sambil makan. Eh, tiap kali Mama menyuap, MJ membuka mulut lebar-lebar sambil melototin garpu, dan tiap kali garpunya menuju ke mulut Mama, MJ berusaha untuk merebut garpu!
Oma yang lihat itu langsung heboh, "Dia lapar dan mau makan! Ini kasih wortel ini! Eh, jangan...ada saosnya. Kasih pasta aja!"

Terus, tadi pas Mama makan malam, tiap kali Mama memasukkan makanan, MJ buka-buka mulut dan mata MJ pun terbelalak, dan setiap Mama mengunyah...MJ pun nelan ludah.
Belakangan juga kan MJ minumnya lebih sering..., tanda bahwa ASI nggak cukup mengenyangkan perut MJ lagi.

Mama pun langsung cerita ke Papa begitu Papa nelepon. Untuk sementara, kayaknya rencana ngasih makan ke MJ akan dipercepat. Nggak lagi nunggu sampai MJ selesai diimunisasi, tapi begitu 6 bulan (sekitar 1 minggu lebih awal). Tapi ya, nanti begitu Papa pulang, akan dibicarakan lebih jauh lagi.

Eh iya, Papa dari kemarin di Maastricht, ada pameran di sana. Mama kangen banget, tapi untungnya ada MJ, jadi nggak terlalu parah kayak dulu-dulu.
Terima kasih ya, Nak, menemani Mama dan membuat hari-hari Mama menjadi jauh lebih berarti.

Mama cinta kamu, Nak...! :-*

Kereta Baru


Akhirnya...pinggang Mama bisa terbebas juga dari nyeri akibat harus gendong MJ terus tiap kita pergi keluar rumah!

Hari Senin sore, kita bawa pulang kereta bayi yang baru, yang beratnya cuma 11,1 kg...jauh lebih ringan daripada kereta bayi yang dulu kita beli itu. Bukan cuma lebih ringan, tapi lebih mudah juga untuk dilipat (dan dibawa pas mudik nanti), dan mengemudikannya pun jauh lebih mudah.

Yang paling penting, MJ nggak protes. Udah besar kali ya, udah senang bisa duduk di kereta, nggak kayak pas dulu pas masih bayi mungil...nangis protes pas diletakin di kereta. :-D
Udah saatnya, bobot MJ makin bertambah (sementara pinggang Mama nggak bertambah kuat, hihihi), dan MJ juga udah hampir bisa duduk sendiri. Posisi kereta dibuat supaya MJ setengah duduk, kayak duduk di Maxi-Cosi aja.

Oh ya, MJ malah tertidur pulas di kereta saat kita dalam perjalanan pulang. Siang ini juga, MJ tidur dengan manisnya di kereta, bahkan saat Mama tarik-tarik kereta naik tangga (nggak mungkin deh, Mama tinggalin MJ di luar rumah!). :-D

Mittwoch, 29. Oktober 2008

5 Bulan


Hihihi, telat berapa hari, ya...? Nyaris seminggu dong, telatnya. Makin lama Mama makin nggak disiplin, ya.

MJ makin aktif, walaupun belum bisa merangkak tapi udah hobi berkelana ke mana-mana. Mama tinggal sebentar ke dapur buat ngambil cokelat (buat Mama, tentunya) aja, begitu balik MJ udah pelesiran lumayan jauh. Benar-benar nggak bisa ditinggal.

Pinggang Mama juga jadi nyeri lagi, MJ kayaknya makin chubby nih.

Terus, belakangan ini MJ tidurnya kalau malam jadi sering terganggu karena lapar. Dan sekitar jam 6 itu udah bangun. Mama jadi teler. MJ kan selalu bobo siang, sementara Mama mana bisa bobo siang... :-p

Berhubung udah dingin...MJ juga ke mana-mana harus dibuntel. Wajah juga dikasih krem biar kulitnya nggak kering. Masalahnya, MJ nggak suka. Jadi harus berjuang keras deh...

Ya gitu aja, Mama harus segera ke dapur, takut rendang kita gosong, hehehe...

Mittwoch, 22. Oktober 2008

A Wedding In The Tuscany



Mungkin kalau nggak untuk menghadiri pernikahan sepupu Mama, Merel, seumur hidup Mama dan Papa nggak bakalan ke Toskana (alias Tuscany alias Toscana). Mahal, bo! Hihihi...
Sekali lagi MJ ngalahin Opa John yang cuma dengar kalau Toskana itu indah tapi nggak pernah ke sana, hiehehe.

What An Odyssey
Kita berangkat hari Kamis (16/10) pagi dan nyaris non-stop naik mobil, dengan hanya 3 kali berhenti sejenak. Sepanjang perjalanan, MJ anteng banget, tidur mulu di mobil, sampai Mama lumayan ngeri juga kalau malamnya MJ malah segar dan nggak mau tidur.

Dari perkiraan 8 jam 15 menit perjalanan, malah molor jadi 12 jam. Ya selain berhenti untuk beristirahat, banyak perbaikan jalan tol. Di tengah jalan, Mama juga baru ingat kalau Mama lupa bawa undangan dan juga lupa catat nama maupun alamat hotel. Duh! Mama ingat buat bawa bebek teman mandi MJ, tapi hal penting lainnya malah dilupakan (termasuk paspor Mama!).
Karena lupa alamat hotel itu, terpaksa telepon Merel untuk dipandu karena ya memang susah deh jalan untuk ke hotel. Walaupun lokasinya berada di Castellina in Chianti, tapi ternyata lebih mudah kalau lewat Poggibonsi. Dengan kondisi sudah malam, jalanan yang sempit, naik-turun, berkelok-kelok, ditambah lagi Mama salah dengar, yang harusnya SP130, Mama dengarnya SP140. Alhasil, kita nyasar, huehehe. Untung aja, sang pengantin pria bareng Fleur (adiknya Merel) rela naik mobil ke tempat kita dan beriringan menuju restoran tempat mereka sedang makan malam. Di sana lah, akhirnya kita bertemu dengan beberapa orang terdekat pasangan pengantin, termasuk Tante Ellen dan Oom Wim, tentunya. Dan jam 23:30 pun kita akhirnya sampai di hotel. Dan syukurnya, MJ nggak masalah untuk meneruskan tidur sampai keesokan harinya.

Hotel: Riserva di Fizzano
Harga: 115 EUR (diskon, harga normal 230 EUR)/malam


Cuma 80 KM...
Pagi hari kita sudah disambut dengan langit biru dan sinar matahari. Istimewa, karena di kota kita sih udah lama mendung melulu dan dingin. Setelah sarapan, kita pun bermalas-malasan di tepi kolam renang. Pengennya sih nyemplung (Mama bawa popok khusus buat MJ), tapi airnya terlalu dingin.

Mama pun punya ide bagus, kenapa kita nggak pergi aja ke laut terdekat, toh cuma 80 km jauhnya. Papa yang sebenarnya masih teler, mengiyakan aja. Sebelum berangkat, kita ketemuan dulu sama Valerie dan ortu dan omanya. Mamanya Valerie juga orang Indonesia, dan Valerie akan bersama MJ dan 2 orang anak lainnya diasuh oleh Omanya Valerie dan seorang babysitter saat prosesi pernikahan dan juga makan siang.

Keinginan untuk menyemplungkan kaki ke air laut harus sirna. Ternyata jalan untuk ke laut itu ampun deh, berliku-liku dan naik-turun gunung. Satu jam lebih berkendara, baru menempuh sekitar 40 km, padahal Papa nyetirnya udah nggak enak banget! Akhirnya diputuskan untuk melupakan laut untuk hari itu, apalagi karena jam 17:00 pun kita udah harus berkumpul untuk makan malam bersama, sebelum hari H.

Sorenya, kita ketemuan sama 2 anak lain, Oskar dan David (yang terakhir sih udah bukan bayi, udah 14 bulan walaupun belum bisa jalan). Mama dan Papa kembali ke kamar untuk menidurkan MJ, baru pergi lagi buat makan malam. Heran juga, para anak lain sih cuek aja tuh di acara makan malam, walaupun berisiknya minta ampun. MJ sih mana bisa tidur di tengah acara gitu. Pasti pengen ikutan lihat sana-sini, pegang ini-itu...

The Romantic San Gimignano
Setelah sarapan (menunya nggak berubah, tapi tetap aja enak dan nggak ngebosanin), kita pun bersiap-siap. Sekitar jam 09:45, semua tamu berkumpul di area resepsionis dan nggak lama kemudian kita berarak ke apartemen tempat Merel menginap untuk menjemput Merel. Tepatnya, menyaksikan Gerben yang ditemani oleh mamanya, menjemput Merel.

Setelah itu Mama bareng MJ ke mini bus yang khusus diperuntukkan untuk membawa para anak dan seorang ortunya ke hotel tempat merayakan pernikahan Merel dan Gerben di San Gimignano, sementara Papa dan para tamu lainnya pergi naik bis pariwisata.

Begitu tiba di San Gimignano, Mama langsung meletakkan MJ di depan gerbang kota, dan potret. Bukti bahwa MJ pernah ke situ, hehehe. Yang Mama nggak tahu, ternyata orang-orang yang lewat pada heboh mendekati MJ. Mama jadi was-was, takut ada yang nyulik MJ, hehehe.

Kamar yang disewa untuk tempat bayi lumayan besar, dengan 1 double bed, dan 2 tempat tidur ekstra. Mama meletakkan satu kasur dari tempat tidur ekstra supaya MJ bisa tiduran di sana. Kalau ditaruh di kasur biasa sih bahaya karena MJ kan udah telungkup dan sedikit merangkak. Papa nyusul ke kamar hotel untuk ikut memastikan MJ baik-baik aja. Aduh, ternyata susah banget bagi Mama untuk pergi. Untuk meninggalkan MJ sendirian, diawasi oleh orang-orang asing, ternyata sama sekali nggak mudah. Mama sampai harus nangis, nggak kuat nahan air mata bahkan di depan orang asing. Cengeng, ya...

Mama dan Papa pun pergi ke Palazzo Communale, tempat Merel dan Gerben mengikat janji. Sebelumnya, Mama sempat mejeng dulu di bawah papan pengumuman. Prosesi pernikahannya unik karena dilakukan dalam Bahasa Italia, kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Belanda. Oh iya, ada live music juga, ada pemain gitar klasik yang oke. Nggak asyiknya nikah di tempat yang jadi atraksi turis ya, berisik. Willem (best man) harus bolak-balik menegur turis yang berisik. Sejam kemudian, Mama dan Papa jalan cepat balik ke hotel. Kangen banget sama MJ.

Omanya Valerie cerita, MJ bayi yang paling cool. Yang lain udah pada nangis, cuma MJ doang yang nggak nangis dan anteng aja. Mama bangga, dan jadi lebih percaya diri saat harus pergi lagi, kali ini turun ke restoran untuk makan siang.

The Boss
Makanan yang tersedia enak banget. Pemandangannya juga cantik, khas Toskana.
Makanan pembuka pertama adalah sepiring berbagai jenis Salami dan Schinken, disertai irisan keju. Roti yang menemani pun rasanya enak banget.
Kemudian dilanjutkan dengan semacam crepés dengan isi ragout sayuran dan daging cincang.
Sebagai menu utama, steak. Dan terakhir adalah kue.

Mama yang cinta makan pengen banget cerita banyak dari rasa semua makanan itu, tapi apa daya, Mama nggak ingat apa pun, selain semuanya enak...dan daging yang Mama makan terpaksa dalam keadaan dingin.

Tapi itulah seninya memiliki MJ yang ternyata bakat jadi pemimpin, Mama jadi harus bolak-balik ke kamar hotel untuk menenangkan MJ. Kenapa harus Mama yang turun tangan? Karena baik Omanya Valerie maupun baby sitter semuanya kelabakan harus menenangkan SEMUA bayi. Mereka semua menangis begitu MJ menangis. Dan tangisannya MJ itu keras banget, kedengaran dari resepsionis...padahal kamar terletak di lantai 3!

Pas pertama kali MJ nangis, Mama sedih banget karena MJ udah sampai tersedu-sedu. Tapi begitu Mama peluk, langsung agak tenang sampai akhirnya tertidur di pelukan Mama. MJ tidurnya nggak lama, dan begitu terbangun langsung menjerit lagi dan semua bayi yang tadinya tidur juga jadi ikutan nangis, dan Mama pun harus berlari lagi untuk menenangkan MJ. :-p

Mama dan Papa sampai sepakat kalau sepertinya MJ bakal jadi pemimpin. Minimal memimpin orang lain untuk nangis, hehehe. MJ nggak terusik sama orang lain, tapi jago mengusik orang lain. :-D

Setelah acara makan selesai, kita pun kembali ke Hotel Rizerva di Fizzano dan punya waktu sekitar 3 jam untuk beristirahat sebelum acara kembali dilanjutkan dengan acara makan malam. Berhubung acara mulai jam 19:00, ya MJ nggak ikut karena udah jam tidurnya MJ.

Rencana untuk tinggal sampai hari Senin pun kita ganti. Karena nyetir non-stop itu melelahkan, jadinya Papa memutuskan untuk berangkat hari Minggu pagi (19/10) dan bermalam entah di mana.

Miring Banget...!
Dekat banget ke Pisa ya sayang deh kalau dilewatkan. Pengen juga lihat dengan mata kepala sendiri menara yang terkenal itu. Alasan lainnya adalah, di dekat Pisa ada Marina di Pisa, alias laut, alias tempat makan seafood. Pagi-pagi pun kita berangkat ke Marina di Pisa. Tapi karena off season, jadi banyak restoran yang nggak buka.

Selagi nyari restoran yang buka, kita menyusuri pantai. MJ pun akhirnya berkenalan dengan pasir pantai dan juga air laut. Rasa penasaran yang besar membuat MJ mencoba untuk makan pasir. Tapi kayaknya rasanya nggak enak karena MJ nggak suka, hahaha.

Ketika akhirnya menemukan restoran yang buka, udah agak lewat jam makan siang, tapi masih rame banget. Mama pun memesan Grilled Plate, sementara Papa makan ikan bakar. Kanget banget deh sama yang namanya sea food! Sayangnya, untuk porsi kecil gitu harganya lumayan mahal dan yang paling parah, Mama nggak kenyang, huhuhu.

Sehabis makan, kita pun nyari hotel. Jalanan di Italia benar-benar memusingkan, diperparah dengan cara nyetir yang gila-gilaan. Tapi akhirnya kita dapat kamar, sebelum akhirnya kita pergi ke Pisa buat melihat menara Pisa. Ternyata beneran miring. Banget, malah.

Selama di Pisa, Mama dan Papa 2 kali makan es krim, rasanya beda dari yang di Jerman. Enak...

Hotel: ... (lupa namanya, tapi dari jendela kamar bisa lihat laut, walaupun agak kehalang sama beberapa rumah, hehehe)
Harga: 60 EUR/malam tanpa sarapan (diskon juga... Off season, sih).

Meet George Clooney
Setelah bermalam di Marina di Pisa, kita meneruskan perjalanan, semakin mendekati rumah tercinta (Mama udah kangen rumah, hihihi). Kesepakatan bersama (MJ sih nggak ikutan), kita mampir di Lago di Como.

Seperti biasa, makan adalah hal yang penting. Berhubung Mama pengennya Spaghetti Fruti di Mare, jadi ya lumayan susah nyari tempat makan sampai akhirnya terdampar di Pepe Nero. Nggak nyesel deh makan di sini. Pelayanannya oke banget, dan makanannya sedap. Harganya juga nggak beda dari tempat lainnya (yang lebih berkonsep café daripada restoran).
WC-nya juga keren, lho. Sayangnya MJ udah ngantuk, jadi lumayan ngadat sampai dijuluki "Setan Cilik" sama kepala pelayan restoran (dengan nada bercanda, tentunya). Bukannya tanpa alasan, tapi MJ berhasil numpahin wine ke meja, terus heboh, dan juga kaki MJ bisa sampai bolak-balik ganggu makanan Mama...

Berhubung cuma bayar parkir buat 2 jam, jadi ya cuma sebentar juga di Como. Sayang banget nggak ketemu sama Clooney, jadi nggak bisa deh numpang tidur di villanya, hehehe. Kita pun pergi meneruskan perjalanan sampai ke dekat perbatasan Swiss.

Sebuah hotel kecil tapi baru, terletak di tepi Lugano See pun jadi pilihan kita (bukan berarti banyak pilihan dengan range harga yang oke di kantong kita). Kita dapat apartemen di atas, lega banget, bahkan ada bathtube segala. MJ pun langsung mandi bareng Mama dan Papa di bathtube. Senang banget mandinya sampai lama...

Malam terakhir liburan singkat ini Mama dan Papa isi dengan makan malam berdua saja (akhirnya!) di café hotel setelah MJ tidur dengan nyenyak. Berbekal babyphone, Mama dan Papa menikmati hidangan seadanya, sepiring roti dengan salami, dan sepiring spaghetti, serta kue.

Hotel: Caffe del Viaggiatore
Harga: 80 EUR/malam tanpa sarapan (Off season dan Soft Opening, tipe kamar: Bruce Chatwin).

100 KM Away From Home
Perjalanan pulang berjalan lancar. Di Swiss kita mampir untuk beristirahat dan makan siang di Marché Heidiland. Ini tempat perhentian yang terbaik yang pernah Mama singgahi. Makanannya banyak macamnya, begitu pun dengan minumannya. Tapi bukan itu yang penting, tapi WC-nya. Keren banget deh. Disarankan banget, buat disinggahi. :-D

Nggak lama kemudian, kita pun meninggalkan Swiss dan melanjutkan perjalanan lewat Austria sebelum akhirnya masuk kembali ke Jerman. Aduh, senang banget rasanya kembali ke Jerman. Udah kebayang mau makan malam apa, kebayang enaknya bobo di kamar sendiri, tiba-tiba...turbolator mobil rusak.

Belum rusak sih, tapi lampunya udah menyala dan turbo nggak mau jalan. Segera saja berhenti di tempat istirahat terdekat dan menunggu mobil derek yang membawa ke bengkel terdekat. Selagi nunggu, ya kita makan (lagi!). Lega rasanya, melihat porsi Jerman yang pas dengan perut Mama. Di Italia sih dapat porsi orang diet mulu...

Beberapa lama di bengkel, ternyata sebenarnya nggak ada masalah. Cuma komputernya aja yang terlalu sensitif dan melaporkan kalau ada masalah dan mematikan fungsi turbo. Halah, 100 km jauhnya dari rumah, dan kita kehilangan 2 jam!

Akhirnya sampai rumah itu ya malam...dan MJ segera disiapkan untuk tidur. Di rumah sendiri, di kamar sendiri. Kembali ke suhu yang dingin dan langit yang kelabu.

Home sweet home.
Harga: Gratis tapi sekaligus nggak ternilai! ;-)

Mittwoch, 15. Oktober 2008

Eine Wasserratte


Hari Sabtu kemarin akhirnya kita bisa pergi berenang lagi, setelah batal karena MJ baru imunisasi, lalu Sabtu berikutnya karena Tante Claudia sekeluarga mengunjungi kita sekaligus karena Papa masih teler berat karena sakit.

Kali ini Mama nggak lupa bawa kamera. :-D

Sonntag, 28. September 2008

4 Bulan.


Kali ini postingannya telat hampir seminggu, soalnya lumayan sibuk karena Oma Bärbel datang dan menginap di rumah kita.

Sehari setelah genap berusia 4 bulan, kita pergi ke Dr. Blickle buat U4 sekalian imunisasi buat pertama kalinya.
Hasil U4-nya menggembirakan dokter, karena perkembangan MJ bagus bahkan lebih daripada rata-rata (mungkin bayi lain nggak mau senyum ke dokternya, ya?).

Berat badan: 6,8 kg
Tinggi badan: 63 cm
Lingkar kepala: 42,5 cm.

MJ udah bisa banyak, hobi merobek majalah dan memakan kertasnya (hari ini malah sempat nelan secuil kertas, kata Papa. Duh!), hobi ngambil barang-barang yang bisa diraih (kalau nggak bisa, ya ngotot miringin badannya sambil merentangkan tangan sepanjang mungkin), pengen duduk mulu padahal belum bisa duduk sendiri, suka jambak-jambak rambut Mama, suka nyubit, dan suka ngigit... Banyak yang bilang, MJ kayaknya udah mau tumbuh nih giginya.

Terus pas berenang pertama kali itu, ternyata MJ senang banget! Biarpun sempat kaget pas mata MJ kemasukan air dan juga saat tersedak, tapi nggak nangis, malah terus main air. Kecipak-kecipuk, telentang maupun telungkup. Sayang Mama nggak bawa kamera, karena pikir kan baik Papa maupun Mama ikut nyemplung ke kolam dan cuma bakal 15 menit doang...
Tapi ternyata MJ asyik main sampai 1 jam, itu pun protes pas diangkat dari kolam. :-D

Montag, 8. September 2008

Libur Musim Panas

Dari tanggal 29 Agustus sampai 5 September 2008, kita pergi liburan bareng beberapa orang dari gereja. Rame-rame gitu nyewa kompleks appartemen di daerah Erzgebirge. Karena 1 appartemen itu terdiri dari 2 ruang tidur, kita berbagi sama Renate dan Bernd, lumayan deh...yang harganya udah murah jadi lebih murah lagi plus jadi ada yang bantu gendong dan main bareng MJ, hehehe.

Awalnya Mama sedikit ragu apa Marian bisa bobo atau nggak di lingkungan baru. Kalau tempat tidur portable sih udah dicoba saat masih di rumah, dan MJ nggak punya masalah untuk tidur di situ. Tapi walaupun MJ tahu banget kalau kita lagi nggak di rumah, tapi tidur sih tetap oke. Syukur lah, jadi Mama dan Papa nggak bergadang semalam suntuk. Paginya pun MJ bangun seperti biasa, ribut dengan celotehan...dan bikin Renate dan Bernd terbangun, hehehe. Ya itu deh, resiko berbagi appartemen bareng anak kecil, ya... Pas MJ mau bobo, nggak boleh terlalu berisik, pas MJ bangun ya (terpaksa) ikutan bangun.

29 Agustus
Berangkat dari rumah jam 10, terlambat 10 menit karena tiba-tiba MJ harus ganti popok. Untung Jascha dan rombongan setia nunggu di muka jalan tol. Eh, setengah jam kemudian kita harus berhenti karena MJ ngotot minta minum.
Sampai di Herr Berge itu sekitar jam 15 karena 2 kali berhenti buat ngasih MJ minum.
Begitu ditaruh di kasur, MJ senang banget karena akhirnya bisa nendang-nendang lagi. :-D
Berdasarkan kesepakatan bersama, gantian masak. Hari pertama giliran Renate dan Bernd, mereka masak pasta saos keju buat kita, lalu begitu MJ bobo malam, Papa dan Mama pergi ke ruang serba guna buat acara penyambutan. Bawa-bawa babyfon, takut aja MJ terbangun terus nangis karena nggak ada siapa-siapa, tapi MJ tidurnya lelap.

30 Agustus
Tergiur oleh omongan orang bahwa ada air terjun, sekitar 15 menit naik mobil, kita pun pergi dengan harapan bisa sedikit jalan di hutan dan menikmati indahnya air terjun. Tapi lumayan kecewa sih, karena ternyata dari tempat parkir tuh dekat buangeeet ke air terjun. Yang bikin makin kecewa tuh yang katanya air terjun terbesar di negara bagian Sachsen itu kok sama sekali nggak besar, ya? Kalah jauh lah kalau dibandingin sama air terjun di Pangandaran, hehehe.
Tapi biar nggak terlalu kecewa, kita jalan terus menembus hutan. Indah banget...dan MJ pun asyik terlelap di dalam Tragetuch. Dalam perjalanan menuju tempat parkir, kita mampir dulu di Zimmersacher buat makan Zwiebelkuchen dan minum wine muda. Walaupun awalnya Papa pesimis, tapi ternyata enak banget...!
Hari ini giliran kita yang masak: Gulasch.

31 Agustus
Marian sejak liburan jadi hobby banget tidur siang, makanya akhirnya Papa milih kota Schwarzenberg yang nggak begitu jauh untuk dijelajahi. Di peta sih katanya ada kastil yang menarik untuk dikunjungi. Begitu sampai di Schwarzenberg, eh Marian malah tidur... Nggak tega ngebangunin MJ, akhirnya Papa dan Mama duduk diam di mobil selama setengah jam sambil berandai-andai kami membawa buku untuk membunuh waktu... :-D
Begitu sampai ke kastil, ternyata kastilnya udah tutup...telat 15 menit, hehehe. Mengingat hari itu adalah hari Minggu, otomatis nggak ada yang bisa dilihat, semuanya pada tutup. Tapi, kota ini ternyata pernah jadi sebuah negara republik, walaupun hanya untuk 1,5 bulan sebelum akhirnya menjadi bagian dari Jerman Timur. Lucu juga sih, mengingat Schwarzenberg itu merupakan kota kecil...
Hari ini Renate dan Bernd masak Schnitzel dan Spätzle (enak banget!)

1 September
Bayangan nggak seindah kenyataan. Pas Mama dengar ada acara belanja di Cekoslovakia, yang kebayang itu kayak di Praha gitu deh, banyak barang dan baju bagus dengan kebudayaan yang kental. Tapi semua itu nggak ada di Potucky (nulisnya nggak benar sih, tapi susah nyari huruf khusus). Begitu lewat perbatasan (itu pun parkir mobil di daerah Jerman, biar nggak dimaling), Papa dan Mama kaget, lah kok orang Asia melulu. Bukan sebagai turis, tapi sebagai penjual barang! Mereka begitu lihat Mama langsung heboh, hampir di setiap toko yang kita lewati, mereka langsung gaduh dan nanya apa Mama orang Vietnam, Marian itu anak cewek atau anak cowok, dan pertanyaan lainnya yang Mama nggak ngerti karena Bahasa Jerman mereka hancur banget. Eh iya, ada satu pertanyaan lagi dari emak-emak, dia nanya apa umur Mama 21 tahun? Coba ya, kalau nebak itu yang dekat dikit... Umur 21 tahun udah nikah dan punya anak sih kayaknya langsung dicoret dari silsilah keluarga di Indonesia, hiehehe.
Balik ke soal pasar, dagangan mereka itu sama semua. Kalau nggak rokok, ya kacamata hitam, baju, sepatu, atau mainan. Semuanya palsu atau buatan RRC. Cuma ada 2 toko yang dimiliki oleh orang Ceko asli, mereka jual keju dan sosis. Ah pokoknya sih, lain kali Papa dan Mama nggak ikutan lagi deh...
Tapi di depan pasar ada restoran yang oke. Tempatnya berwarna-warni, bikin Marian nggak bosan melihat sekeliling. Mama pesan Gulasch a la Budapest dan kentang goreng, Papa pesan Palatschinken dengan buah. Di sini makanannya enak dan murah. Begitu mau pulang, Marian ketiduran lagi di dalam Tragetuch, nggak tega bangunin Marian, Papa dan Mama memutuskan untuk nggak langsung pulang tapi jalan-jalan sebentar dan...makan Palatschinken lagi tapi di restoran yang lain. Oh iya, dulu pas masih bagian dari Jerman, nama kota ini tuh Breitenbach.
Hari ini kita masak Spagehetti Bolognese.

2 September
Baru deh benar-benar kerasa bedanya liburan bareng bayi. Rencana pergi rame-rame ke Dresden ditunda jadi pergi saat Marian bangun dari bobo paginya. Biasanya kan cuma setengah sampai satu jam. Eh, tahunya hari ini Marian bobonya bablas sampai 2 jam! Ya sudah, selamat tinggal Dresden. :-D
Begitu Marian bangun, lihat-lihat peta lagi, cari kota terdekat yang kayaknya menarik. Schneeberg. Cantik banget kotanya, tapi ya itu...kok sepi ya? Banyak toko yang menjual kerajinan kayu setempat. Dan Mama baru nyadar kalau Nutcracker asalnya dari daerah sini. Pengen foto bareng boneka Nutcracker yang gede, tapi sayangnya Mama lupa bawa kamera...
Begitu tiba di tempat kita menginap, kita merumput lagi. Marian suka banget setiap dibaringkan di atas rumput...
Renate masak kentang rebus pakai saos tzatziki.

3 September
Hari ini kita mengunjungi Annaberg-Buchholz. Seperti hari-hari yang lalu, berangkatnya siang, seusai MJ bobo siang episode 1. Kota ini lumayan gede, dan bisa dibilang menarik lebih banyak turis daripada kota-kota sebelumnya yang kita kunjungi. Tapi dari hasil ngobrol sama seorang pemilik toko yang menjual kerajinan setempat (beli bola hiasan Natal buat hadiah ultah Oma Ilse), ternyata memang semakin lama semakin susah untuk hidup, apalagi musim panas. Kalau musim dingin sih lumayan banyak turis yang datang. Hiks, Mama jadi sedih dengarnya. Papa bolak-balik bilang kalau banyak orang Jerman yang kalau liburan malah ke luar negeri (negara tetangga seperti Perancis, Spanyol dan Italia), sementara orang-orang dari negara tetangga nggak berlibur ke Jerman...
Eh iya, parkir di sini murah...cuma 50 sen per jamnya! Terus akhirnya kesampaian juga foto bareng patung Nutcracker, hehehe...
Hari ini kita masak Gyros.

4 September
Papa ultah! Begitu MJ bangun pagi, langsung Mama gendong, dan bareng-bareng nyanyiin lagu ultah buat Papa. Terus jam 9 pagi Rosi datang buat ngantar kue tart yang Mama pesan. Papa terharu, karena katanya sih Papa baru kali ini dihadiahin kue tart.
Terus hari ini MJ udah bisa pegang benda pakai dua tangan, diangkat, diperhatikan, terus...masuk ke mulut.
Hari ini kita pergi ke Ceko lagi, tapi ke kota Karlovy Vary (alias Karlsbad, waktu masih merupakan bagian negara Jerman). Beda banget sama Potucky, orang-orang Asia di sini sih turis, hehehe. Beragam hotel, toko, dan restoran mewah memenuhi kota cantik ini.
Untuk merayakan hari ultah Papa, kita pun makan di restoran...bukan yang mahal tentunya, mengingat kantong kita kan cekak, hihihi. Yang penting rasanya enak dan harganya terjangkau banget!
Hari ini Renate dan Bernd nggak masak. Kita juga nggak masak...tapi panggang sosis di api unggun, yang kemudian disambung dengan acara potong kue.

5 September
Pulang!
Pagi-pagi udah heboh beres-beres barang. Dan karena MJ udah ngantuk, jam 9:15 kita udah berangkat, padahal harusnya sih jam 10, karena ada acara foto bareng. Tapi idealnya sih berangkat pas MJ ngantuk biar bisa bobo di mobil. Kapok deh, berkendara bareng MJ pas MJ segar-bugar. Begitu MJ bosan, langsung teriak-teriak pakai acara air mata buaya juga. Keras banget nangisnya..., sampai Mama dan Papa pada sakit kepala, hehehe. Tapi begitu Mama turun dan gendong MJ, eh...langsung ketawa. Begitu ditaruh di kursi bayi, nangis lagi...
Di tengah perjalanan, berhenti di kota Schwabach soalnya MJ udah fit. Di tengah padang rumput, kita pun menghabiskan 2 jam...main bareng MJ sampai MJ ngantuk lagi.
Sekitar jam 16:30, kita sampai ke rumah. Mama dan Papa kangen banget sama rumah, MJ juga begitu Mama gendong masuk ke kamar MJ, langsung beda ekspresinya. Sepertinya udah tahu yang mana rumah dan yang mana bukan, ya... :-D

Akhirnya selesai juga! Setelah berhari-hari tertunda karena Papa ambil cuti, bukannya bikin Mama jadi punya waktu luang di depan komputer, hehehe...

Samstag, 23. August 2008

3 Bulan!


Makin bawel, makin suka main, makin banyak akalnya, makin suka makan, makin berat, makin lucu... :-D

Tidur udah suka bablas, dari sekitar jam 20 sampai jam 4 atau 5 pagi, terus bangun, nyusu...tidur lagi sampai jam 6 atau 7 pagi. :-D

Donnerstag, 14. August 2008

12 Minggu Yang Lalu...

Cerita kali ini benar-benar terlambat ditulis. Awalnya Oma Mary nanya-nanya soal pas melahirkan Marian, untuk perbandingan dengan pengalaman menantu sahabatnya yang baru melahirkan. Saat mau menjawab, Mama harus mikir lama dulu (bahkan ada yang harus nanya dulu ke Papa) karena sudah hampir lupa, hehehe. Nah, makanya...sebelum benar-benar lupa, mending ditulis aja deh. :-)

Tepat 12 minggu yang lalu (22 Mei 2008), Mama, Papa, dan Oma Mary sudah ada di rumah sakit. Sebenarnya dari sebelum tengah malam, Mama udah merasakan kontraksi teratur (ternyata memang beda ya, dari kontraksi latihan, hehehe). Sekitar jam 1 malam, Mama pergi pipis. Ternyata, keluar darah juga. Mama yang panik, langsung manggil-manggil Papa, pelan-pelan karena takut ngebangunin Oma Mary. Walaupun Oma Mary pesan kalau mau melahirkan harus bangunin, tapi kan Mama nggak yakin beneran bakal melahirkan, hehehe. Eh, sama Papa malah disuruh tidur lagi. Mama sempat bete juga, soalnya kan Mama kesakitan, eh...si Papa malah tidur! Tapi Papa tidurnya nggak nyenyak, dia sambil menghitung jarak kontraksi, sampai tiap 7 menit sekali.

Jam 3 pagi akhirnya Papa dan Mama turun untuk siap-siap ke rumah sakit. Tapi di sela-sela kontraksi Mama sempat dong cuci muka dan sikat gigi, huehehe. Padahal jalan aja udah terbungkuk-bungkuk, bergelantungan di badan Papa, hihihi. Dasar Oma Mary, kupingnya tajam, terbangun juga dan ngotot pengen ikut. Minta waktu bentar buat siap-siap, tapi sama Papa dilarang. Nanti aja, dijemput.

Begitu sampai RS, bidannya udah ketawa. "Anaknya pintar, nggak mau dipancing," katanya. Rencananya kan, jam 8 pagi harus ke RS juga karena mau dirangsang supaya Marian mau lahir, eh ternyata udah nongol duluan karena dapat kontraksi beneran. Beberapa jam nunggu, bete juga...lapar pula. Untungnya, sebelum ke RS itu Mama sempat juga bikin roti. Papa pun sempat-sempatnya dihubungi oleh rekan kerjanya yang di Berlin, padahal kan hari itu kan libur (tapi di Berlin nggak), lalu ngirim-ngirim kabar ke Oma Bärbel dan Oma Ilse kalau Mama udah masuk RS, sebelum akhirnya pergi jemput Oma.

Sekitar jam 10, Mama dipindahin ke kamar dulu, nomor 13, karena nggak ada kemajuan. Nggak ada pembukaan, tetap cuma 1 cm padahal sakitnya makin menjadi, huhuhu. Sarapan aja nggak selera..., jadinya yang makan malah Papa. Eh, tapi sempat dong, minta dibikinin susu cokelat panas sama Oma Mary. :-D

Nggak lama, balik lagi ke ruang bersalin, karena udah nggak nahan deh sakitnya. Udah 12 jam lebih, tapi nggak ada kemajuan di pembukaan. Dari sini, sebenarnya Mama udah nggak ingat lagi persisnya, udah nggak sadar. Jadi, ceritanya berdasarkan dari penuturan Papa dan Oma Mary sebagai saksi. :-D

Katanya sih, Mama udah pucat. Apalagi pakai acara muntah segala...kondisi Mama udah drop deh. Saat diinfus pun, tiga kali percobaan gagal dulu, sebelum akhirnya berhasil. Oma Mary bilang, dia udah mau semaput aja, lihat darah muncrat dari tangan Mama, karena dokter maupun bidan salah tempat pas mencoba menginfus. Gula darah Mama juga drop, karena setiap dipaksa makan, pasti muntah lagi, ini bikin Oma Mary makin ketakutan, teringat akan almarhum papanya yang gula darahnya juga drop sebelum akhirnya meninggal.

Jam 14, oleh suster jaga ditawarin PDA, karena melihat kondisi Mama yang udah lemas dan nggak sepenuhnya sadar, juga karena pembukaan yang nggak ada kemajuan padahal kontraksi jalan terus. Walaupun sudah diiyakan, tapi tim dokter khusus anestesinya nggak datang-datang. Nggak tahu deh, berapa jam nunggunya. Papa dan Oma Mary udah capek abis, udah pada teler. Pas akhirnya dokter kepala anestesi datang, Mama udah benar-benar drop, makan gula pun udah nggak membantu, hehehe.

Nggak lama setelah dianestesi, Mama pun nggak merasakan kontraksi lagi, dan sukses tidur selama hampir 4 jam, setelah itu sakit kontraksi datang lagi. Selama itu, Mama juga diinfus untuk mempercepat pembukaan. Tapi ya itu, lama banget pembukaannya, sampai sekitar jam 22, dokter dan bidan bilang, kalau nggak ada kemajuan berarti terpaksa harus operasi Caesar. Nggak lama kemudian, pembukaannya lumayan cepat...sampai akhirnya tepat tanggal 23 Mei 2008, pukul 01:40, lahirlah Marian. :-D
Dokter bilang, PDA-nya memang disengaja nggak sampai melahirkan, biar Mama merasakan juga rasanya melahirkan, hehehe...

Jam 3 dini hari Mama dikembalikan ke kamar untuk tidur, Papa ikut menginap, sementara Marian untuk sementara ditaruh di kamar bayi. Jam 6 Mama terbangun, pengen lihat dan peluk Marian. Suster pun dipanggil untuk mengantar Marian. Aduh, senang rasanya lihat anak Mama tidur pulas banget.

Beda sama menantunya sahabat Oma Mary yang nggak boleh turun ranjang dalam waktu 24 jam, Mama sih udah bebas jalan-jalan. Sorenya juga, saat Oma Ilse dan Opa Georg mengajak Oma Mary dan Papa makan di restoran untuk merayakan kelahiran Marian (tega amat...Mama dan Marian ditinggal, hihihi), Mama udah dorong-dorong kereta Marian, jalan-jalan dikit, hehehe.

Terus, ya hari Sabtu (24 Mei 2008) siang, Mama dan Marian udah pulang ke rumah. Para suster menyayangkan karena mereka pikir itu terlalu cepat, tapi ya mau gimana lagi...rumah sakit itu membosankan. :-D

Freitag, 1. August 2008

Tidur sendiri...


Tergugah dari saran Tante Riani, ditambah Mama baca di internet bahwa bayi hingga 8 minggu bisa dilatih untuk tidur sendiri, awal minggu ini Mama mencoba untuk menidurkan Marian tanpa pakai acara digendong-gendong. Agak telat sih, karena pas dicoba itu kan Marian udah berumur 9 minggu 3 hari. Tapi ya tetap Mama coba, tapi nggak ada tekanan. Kalau bisa syukur, kalau nggak ya...dicoba lagi, hiehehe.

Jadi, pas Marian mulai ngantuk, Mama tidurkan di tempat tidur Marian. Lalu Mama mainkan Spieluhr sehingga mendendangkan lagu pengantar tidur, sambil nggak lupa elus-elus dada Marian. Eh, Marian malah ngambek. Terus Mama coba trik yang ditulis di internet, Mama menyanyikan lagu buat Marian. Berhasil, dong!
Sampai sekarang, hari ke-4, 90% dari semua kasus (duh, pemilihan katanya...), Marian bisa tidur sendiri. Sisanya, biasanya Mama telat nyadar kalau Marian udah ngantuk, jadi udah keburu ngamuk dan nggak bisa ditenangkan kecuali digendong, hehehe...

Mama dan Papa bangga banget Marian bisa bobo sendiri. Apalagi Mama, lega juga karena punggung Mama sekarang bebas dari sakit, hihihi. Lagian mulai dari awal minggu ini kan Papa cuti selama 2 minggu, jadi Papa yang sering gendong-gendong Marian. Oh ya, hari Sabtu kemarin ditimbang, Marian udah 6,1 kg, dan panjangnya udah 60 cm. Nggak heran, Papa aja bilang kalau Marian itu berat. :-D

Tidur malam juga udah nggak ada masalah. Bangun tengah malam cuma sekali, sekitar jam 2 atau jam 3-an. Ganti popok dan minum sebentar, terus Marian langsung tidur lagi sampai pagi.

Perkembangan lainnya, Marian udah bisa menggenggam mainan. Kan Papa dan Mama dapat surat dari asuransi kesehatan yang mengingatkan kalau dalam beberapa minggu, Marian sudah berumur 3 bulan dan harus pergi ke dokter untuk U4. Nah, Marian akan dites bermacam-macam hal, seperti:
  • dalam posisi tengkurap sudah bisa mengangkat kepala sendiri selama beberapa saat (ini sih udah lulus! Summa cum laude, deh...),
  • tertawa saat disayang ortunya (woh, ini sih dari Marian umur 5 minggu juga udah jago... Malah Marian itu cenderung bawel dan banyak tawa, penuh ekspresi pula),
  • sensitif terhadap bunyi-bunyian (udah lama...),
  • reaksi mata kalau lihat mainan (udah oke...), dan
  • bisa menggenggam mainan.
Nah, poin terakhir itu, yang saat Mama baca surat itu, belum bisa Marian lakukan. Mama pun langsung ambil mainan dan mulai melatih Marian supaya punya insting menggenggam mainan (bukan cuma menggenggam rambut atau baju Mama, jari Papa dan Mama). Eh, ternyata bisa, dong! Belum sempurna sih, tapi kan masih ada waktu beberapa minggu. Yang penting, sekarang tiap hari dilatih. :-D

Papa juga bilang, kayaknya nggak lama lagi gigi Marian bakal tumbuh, soalnya Marian udah hobi banget gigit-gigit jari sendiri dan produksi air liur udah banyak. Katanya sih, dari yang Papa baca, itu tandanya si gigi udah mau keluar. Mungkin 4 minggu lagi... Mama harus siap-siap sakit pas nyusuin, nih...

Eh iya, saat ini Marian lelap banget bobonya. Udah lebih dari 2 jam. Mungkin ini juga artinya Marian lagi tumbuh, bobonya lebih panjang tapi frekuensinya lebih sedikit. Semoga aja gitu... :-D

Mittwoch, 23. Juli 2008

Dua Bulan!


Kalau dipikir-pikir, nggak kerasa banget Marian udah 2 bulan. Udah bisa banyak, kalau tengkurap juga kepalanya udah ngangkat lama. Udah ngoceh, dan kata Oma Mary (yang dengar dari telepon), suara Marian udah berubah...udah kayak bayi gede. Tangan juga udah dimasukkin ke mulut, dan hampir selalu tangan kiri. Udah sering juga (ke-)tidur(-an) sendiri. Tapi, kalau lagi pengen tidur tapi nggak bisa, Mama harus gendong Marian jalan-jalan keluar rumah dulu, baru deh bisa tidur, huhuhu.

Udah berat juga, walaupun Papa dan Mama nggak tahu tepatnya, tapi bahkan Papa pun sekarang udah nggak bisa kalau harus gendong Marian berlama-lama tanpa Tragetuch. Udah mulai anteng juga kalau ditinggal sendirian, udah mulai bisa main sendiri. Udah makin bikin tempat tidur Papa dan Mama sempit... :-D
Kalau ngamuk juga udah makin galak, contohnya kalau lagi Mama pakaikan topi, wah...harus perang dulu.

Hari ini, dua bulan yang lalu...siapa yang sangka Marian bisa besar dan pintar seperti ini?
Terus berkembang ya, Nak...! :-*

Dienstag, 8. Juli 2008

Muntah


Kemarin Marian muntah 2 kali. Karena kemarin lusa juga muntah, akhirnya Mama dan Papa memutuskan untuk membawa Marian ke dokter Blickle.

Oleh dokter, nggak lama diperiksa karena habis ditimbang, Mama langsung ditanya, "Disusuinya berapa jam sekali?"
Saat Mama jawab, "Berkisar antara 1 hingga 2 jam sekali...", dokternya langsung bilang, "Bayi seumur Marian bertambah berat 150 - 200 gram per minggunya, sementara Marian sudah nambah 300 gram. Dia terlalu banyak minum susu makanya perutnya kepenuhan dan muntah. Menyusuinya jangan terlalu sering."
Aduh, ampun deh malunya Mama... Apalagi karena sempat mikir Marian sakit karena rindu sama Oma Mary yang sudah pulang ke Indonesia, hiehehe...

Dienstag, 1. Juli 2008

Ulmer Münster

Hari Sabtu (28.06) kemarin, kita pergi ke Ulm buat jalan-jalan, mumpung cuaca mendukung. Berangkat dari HDH jam 11:20, naik kereta api dengan tiket BW. Selama di dalam kereta, Marian tetap Mama gendong dalam Tragetuch, jadinya anteng banget.

Begitu turun dari kereta, Oma Mary bahagia banget karena akhirnya bisa berada lagi di tengah keramaian. Kasihan juga, kesepian banget tinggal di kota kecil, padahal udah terbiasa sama hiruk-pikuk kota besar.

Karena saat tiba sudah hampir jam 12 siang, kita pun jalan santai ke restoran Zur Forelle, buat isi perut yang udah kelaparan. Kenapa harus di Zur Forelle? Selain terkenal sama sajian forelle-nya (ditim ataupun digoreng), pemandangan di bagian kota Fischerviertel itu, juga indah.

Habis makan kenyang, Papa dan Mama bertukar tugas. Papa yang gendong Marian. Kita menyusuri tembok kota dan menuju ke Ulmer Münster. Tujuannya jelas, mau naik menara gereja itu (makanya, Papa yang harus gendong Marian, hiehehe). Lumayan juga naik menara itu, nyaris 800 anak tangga, soalnya. Mana tangganya itu bentuknya spiral dan super sempit. Repot deh kalau berpapasan dengan orang yang berbeda arah, salah seorang harus nempel di dinding agar yang lain bisa maju. Ah, tapi nanti juga saat Marian sudah besar, bisa mencoba sendiri. :-D

Setelah melihat indahnya pemandangan kota Ulm-Neu Ulm dan sekitarnya dari menara gereja, kita pun beli es krim lalu pergi ke pinggir Sungai Donau. Banyak banget orang yang berjemur di sana. Di bawah pohon, kita pun berteduh dan menghampar selimut di atas rerumputan yang entah bagaimana masih segar. Marian pun langsung minta susu, ganti popok, main, dan nyusu lagi...sampai nggak terasa hari sudah menjelang malam dan kita pun bergegas pulang.

Di usia 5 minggu dan 1 hari, Marian sudah berada di atas menara gereja tertinggi di dunia. Opa John aja, yang sudah berusia 71 tahun, belum pernah... :-D

5 Weeks 3 Days


Datang ke Dokter Blickle buat U3, dan hasilnya memuaskan.

Berat badan : 5.070 gram
Tinggi badan : 57 cm
Lingkar kepala: 40 cm.

Dienstag, 24. Juni 2008

Satu Bulan!


Kemarin MJ genap berusia 1 bulan. Ternyata benar kata banyak orang, kelahiran seorang bayi itu benar-benar mengubah hidup orangtuanya. Semua harus serba fleksibel, karena tergangtung 100% sama Marian. Ngutip kata Papa, "Marian is the boss."

Kalau kilas balik, banyak hal yang nggak terbayangkan terjadi. Indah, sekaligus bikin teler. Saat di mana teori ternyata berbeda jauh dari kenyataan. Saat di mana yang dikira nggak akan terjadi malah terjadi. Mulai dari drama menyusui, kurang tidur, sampai berantem sama Papa karena ketidakcocokan antara teori dan praktek. Mungkin karena Marian anak pertama, kali ya...jadi Papa dan Mama masih pada bingung dan nggak cool, apalagi kalau Marian udah nangis keras.

Tapi sepertinya sekarang kita bertiga udah mulai beradaptasi satu sama lainnya. Kayak kemarin malam, Papa dan Mama udah bisa tidur, sementara Marian juga tidur nyenyak dan jarang terbangun. Mungkin juga sekarang karena Marian sudah makin besar, di siang hari Marian lebih banyak terjaga dan minta diajak main sehingga malamnya bisa tidur lebih baik.

Yang pasti, biarpun kadang Marian rewel, Papa dan Mama sayang banget sama kamu, Nak...

Freitag, 20. Juni 2008

4 Minggu


Subuh, di hari ke-28, Marian nangis keras. Mama dan Papa sampai bingung, karena baru juga satu setengah jam yang lalu nyusu...nggak mungkin dong udah lapar lagi. Digendong dengan berbagai posisi yang nyaman dan menunjang pencernaan Marian, tetap nangis keras...
Entah udah menit ke berapa, ternyata baru pada nyadar kalau ternyata popok Marian udah penuh, hehehe...
Begitu diganti popok sama Papa, baru deh tenang banget...sesaat tapinya, karena langsung nagih jatah susu. :-)

Tapi setelah nyusu, Marian susah untuk tidur lagi. Kalaupun tidur, nggak lelap. Tidurnya terganggu sama proses pencernaan (Mama baru tahu, kalau bayi baru lahir itu harus berjuang keras untuk mencerna) dan juga sama batuk. Sedih deh, dengar Marian terbatuk-batuk.

Dua hari yang lalu, kata dokter, Marian kena Bronchitis ringan, makanya batuk-batuk. Disuruh dokter untuk inhalasi pakai air garam. Tapi masalahnya, alat inhalasinya itu bising banget, jadi harus nunggu sampai Marian benar-benar lelap. Susah juga ngejar target 4 kali sehari...

Sakit perut untungnya udah bisa diatasi dengan SAB Simplex. Jadi, di antara kegiatan minum susu, ya dikasih minum obat tetes ini. Fencheltee juga Mama minum, seperti saran dari Tante Tiwi.

Minggu lalu, Marian melakukan perjalanan jauh pertama, yaitu ke Koblenz buat menghadiri pernikahan Oom Andy dan Tante Sonja. Ternyata Marian peka banget sama perubahan lingkungan. Pas di Ferienwohnung, Marian terus-terusan merhatiin dan juga ya tidurnya jadi nggak nyenyak. Tapi saat bareng keluarga dan tamu pesta, wah Marian tenang banget, nggak peduli sama musik keras, orang-orang ngobrol. Malah Marian nikmatin banget (tertidur lelap) saat dipeluk-peluk oleh orang-orang asing.

Sepulang dari Koblenz, kita mampir ke Frankfurt dulu, ngunjungin keluarganya Oom Robert sekalian belajar gimana cara menggunakan Tragetuch. Tante Katharina juga berbagi pengalaman ke Mama tentang menyusui. Lucunya, saat Marian nangis, Johanna juga ikutan nangis. Mungkin karena baru berumur 14 bulan, Johanna masih ngerti bahasa bayi, ya?

Marian sekarang juga udah lebih sering tertawa dan ngoceh, dan tingkahnya lucu banget, apalagi pas nyusu. Tapi kalau udah nangis, aduh...keras banget. Oma Mary bilang, tangis Marian itu udah kayak tangis bayi yang udah gede. Terus tangan juga udah mulai aktif main, udah suka meraba.

Berat Marian per hari ini: 4750 gram.