Mittwoch, 29. Oktober 2008

5 Bulan


Hihihi, telat berapa hari, ya...? Nyaris seminggu dong, telatnya. Makin lama Mama makin nggak disiplin, ya.

MJ makin aktif, walaupun belum bisa merangkak tapi udah hobi berkelana ke mana-mana. Mama tinggal sebentar ke dapur buat ngambil cokelat (buat Mama, tentunya) aja, begitu balik MJ udah pelesiran lumayan jauh. Benar-benar nggak bisa ditinggal.

Pinggang Mama juga jadi nyeri lagi, MJ kayaknya makin chubby nih.

Terus, belakangan ini MJ tidurnya kalau malam jadi sering terganggu karena lapar. Dan sekitar jam 6 itu udah bangun. Mama jadi teler. MJ kan selalu bobo siang, sementara Mama mana bisa bobo siang... :-p

Berhubung udah dingin...MJ juga ke mana-mana harus dibuntel. Wajah juga dikasih krem biar kulitnya nggak kering. Masalahnya, MJ nggak suka. Jadi harus berjuang keras deh...

Ya gitu aja, Mama harus segera ke dapur, takut rendang kita gosong, hehehe...

Mittwoch, 22. Oktober 2008

A Wedding In The Tuscany



Mungkin kalau nggak untuk menghadiri pernikahan sepupu Mama, Merel, seumur hidup Mama dan Papa nggak bakalan ke Toskana (alias Tuscany alias Toscana). Mahal, bo! Hihihi...
Sekali lagi MJ ngalahin Opa John yang cuma dengar kalau Toskana itu indah tapi nggak pernah ke sana, hiehehe.

What An Odyssey
Kita berangkat hari Kamis (16/10) pagi dan nyaris non-stop naik mobil, dengan hanya 3 kali berhenti sejenak. Sepanjang perjalanan, MJ anteng banget, tidur mulu di mobil, sampai Mama lumayan ngeri juga kalau malamnya MJ malah segar dan nggak mau tidur.

Dari perkiraan 8 jam 15 menit perjalanan, malah molor jadi 12 jam. Ya selain berhenti untuk beristirahat, banyak perbaikan jalan tol. Di tengah jalan, Mama juga baru ingat kalau Mama lupa bawa undangan dan juga lupa catat nama maupun alamat hotel. Duh! Mama ingat buat bawa bebek teman mandi MJ, tapi hal penting lainnya malah dilupakan (termasuk paspor Mama!).
Karena lupa alamat hotel itu, terpaksa telepon Merel untuk dipandu karena ya memang susah deh jalan untuk ke hotel. Walaupun lokasinya berada di Castellina in Chianti, tapi ternyata lebih mudah kalau lewat Poggibonsi. Dengan kondisi sudah malam, jalanan yang sempit, naik-turun, berkelok-kelok, ditambah lagi Mama salah dengar, yang harusnya SP130, Mama dengarnya SP140. Alhasil, kita nyasar, huehehe. Untung aja, sang pengantin pria bareng Fleur (adiknya Merel) rela naik mobil ke tempat kita dan beriringan menuju restoran tempat mereka sedang makan malam. Di sana lah, akhirnya kita bertemu dengan beberapa orang terdekat pasangan pengantin, termasuk Tante Ellen dan Oom Wim, tentunya. Dan jam 23:30 pun kita akhirnya sampai di hotel. Dan syukurnya, MJ nggak masalah untuk meneruskan tidur sampai keesokan harinya.

Hotel: Riserva di Fizzano
Harga: 115 EUR (diskon, harga normal 230 EUR)/malam


Cuma 80 KM...
Pagi hari kita sudah disambut dengan langit biru dan sinar matahari. Istimewa, karena di kota kita sih udah lama mendung melulu dan dingin. Setelah sarapan, kita pun bermalas-malasan di tepi kolam renang. Pengennya sih nyemplung (Mama bawa popok khusus buat MJ), tapi airnya terlalu dingin.

Mama pun punya ide bagus, kenapa kita nggak pergi aja ke laut terdekat, toh cuma 80 km jauhnya. Papa yang sebenarnya masih teler, mengiyakan aja. Sebelum berangkat, kita ketemuan dulu sama Valerie dan ortu dan omanya. Mamanya Valerie juga orang Indonesia, dan Valerie akan bersama MJ dan 2 orang anak lainnya diasuh oleh Omanya Valerie dan seorang babysitter saat prosesi pernikahan dan juga makan siang.

Keinginan untuk menyemplungkan kaki ke air laut harus sirna. Ternyata jalan untuk ke laut itu ampun deh, berliku-liku dan naik-turun gunung. Satu jam lebih berkendara, baru menempuh sekitar 40 km, padahal Papa nyetirnya udah nggak enak banget! Akhirnya diputuskan untuk melupakan laut untuk hari itu, apalagi karena jam 17:00 pun kita udah harus berkumpul untuk makan malam bersama, sebelum hari H.

Sorenya, kita ketemuan sama 2 anak lain, Oskar dan David (yang terakhir sih udah bukan bayi, udah 14 bulan walaupun belum bisa jalan). Mama dan Papa kembali ke kamar untuk menidurkan MJ, baru pergi lagi buat makan malam. Heran juga, para anak lain sih cuek aja tuh di acara makan malam, walaupun berisiknya minta ampun. MJ sih mana bisa tidur di tengah acara gitu. Pasti pengen ikutan lihat sana-sini, pegang ini-itu...

The Romantic San Gimignano
Setelah sarapan (menunya nggak berubah, tapi tetap aja enak dan nggak ngebosanin), kita pun bersiap-siap. Sekitar jam 09:45, semua tamu berkumpul di area resepsionis dan nggak lama kemudian kita berarak ke apartemen tempat Merel menginap untuk menjemput Merel. Tepatnya, menyaksikan Gerben yang ditemani oleh mamanya, menjemput Merel.

Setelah itu Mama bareng MJ ke mini bus yang khusus diperuntukkan untuk membawa para anak dan seorang ortunya ke hotel tempat merayakan pernikahan Merel dan Gerben di San Gimignano, sementara Papa dan para tamu lainnya pergi naik bis pariwisata.

Begitu tiba di San Gimignano, Mama langsung meletakkan MJ di depan gerbang kota, dan potret. Bukti bahwa MJ pernah ke situ, hehehe. Yang Mama nggak tahu, ternyata orang-orang yang lewat pada heboh mendekati MJ. Mama jadi was-was, takut ada yang nyulik MJ, hehehe.

Kamar yang disewa untuk tempat bayi lumayan besar, dengan 1 double bed, dan 2 tempat tidur ekstra. Mama meletakkan satu kasur dari tempat tidur ekstra supaya MJ bisa tiduran di sana. Kalau ditaruh di kasur biasa sih bahaya karena MJ kan udah telungkup dan sedikit merangkak. Papa nyusul ke kamar hotel untuk ikut memastikan MJ baik-baik aja. Aduh, ternyata susah banget bagi Mama untuk pergi. Untuk meninggalkan MJ sendirian, diawasi oleh orang-orang asing, ternyata sama sekali nggak mudah. Mama sampai harus nangis, nggak kuat nahan air mata bahkan di depan orang asing. Cengeng, ya...

Mama dan Papa pun pergi ke Palazzo Communale, tempat Merel dan Gerben mengikat janji. Sebelumnya, Mama sempat mejeng dulu di bawah papan pengumuman. Prosesi pernikahannya unik karena dilakukan dalam Bahasa Italia, kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Belanda. Oh iya, ada live music juga, ada pemain gitar klasik yang oke. Nggak asyiknya nikah di tempat yang jadi atraksi turis ya, berisik. Willem (best man) harus bolak-balik menegur turis yang berisik. Sejam kemudian, Mama dan Papa jalan cepat balik ke hotel. Kangen banget sama MJ.

Omanya Valerie cerita, MJ bayi yang paling cool. Yang lain udah pada nangis, cuma MJ doang yang nggak nangis dan anteng aja. Mama bangga, dan jadi lebih percaya diri saat harus pergi lagi, kali ini turun ke restoran untuk makan siang.

The Boss
Makanan yang tersedia enak banget. Pemandangannya juga cantik, khas Toskana.
Makanan pembuka pertama adalah sepiring berbagai jenis Salami dan Schinken, disertai irisan keju. Roti yang menemani pun rasanya enak banget.
Kemudian dilanjutkan dengan semacam crepés dengan isi ragout sayuran dan daging cincang.
Sebagai menu utama, steak. Dan terakhir adalah kue.

Mama yang cinta makan pengen banget cerita banyak dari rasa semua makanan itu, tapi apa daya, Mama nggak ingat apa pun, selain semuanya enak...dan daging yang Mama makan terpaksa dalam keadaan dingin.

Tapi itulah seninya memiliki MJ yang ternyata bakat jadi pemimpin, Mama jadi harus bolak-balik ke kamar hotel untuk menenangkan MJ. Kenapa harus Mama yang turun tangan? Karena baik Omanya Valerie maupun baby sitter semuanya kelabakan harus menenangkan SEMUA bayi. Mereka semua menangis begitu MJ menangis. Dan tangisannya MJ itu keras banget, kedengaran dari resepsionis...padahal kamar terletak di lantai 3!

Pas pertama kali MJ nangis, Mama sedih banget karena MJ udah sampai tersedu-sedu. Tapi begitu Mama peluk, langsung agak tenang sampai akhirnya tertidur di pelukan Mama. MJ tidurnya nggak lama, dan begitu terbangun langsung menjerit lagi dan semua bayi yang tadinya tidur juga jadi ikutan nangis, dan Mama pun harus berlari lagi untuk menenangkan MJ. :-p

Mama dan Papa sampai sepakat kalau sepertinya MJ bakal jadi pemimpin. Minimal memimpin orang lain untuk nangis, hehehe. MJ nggak terusik sama orang lain, tapi jago mengusik orang lain. :-D

Setelah acara makan selesai, kita pun kembali ke Hotel Rizerva di Fizzano dan punya waktu sekitar 3 jam untuk beristirahat sebelum acara kembali dilanjutkan dengan acara makan malam. Berhubung acara mulai jam 19:00, ya MJ nggak ikut karena udah jam tidurnya MJ.

Rencana untuk tinggal sampai hari Senin pun kita ganti. Karena nyetir non-stop itu melelahkan, jadinya Papa memutuskan untuk berangkat hari Minggu pagi (19/10) dan bermalam entah di mana.

Miring Banget...!
Dekat banget ke Pisa ya sayang deh kalau dilewatkan. Pengen juga lihat dengan mata kepala sendiri menara yang terkenal itu. Alasan lainnya adalah, di dekat Pisa ada Marina di Pisa, alias laut, alias tempat makan seafood. Pagi-pagi pun kita berangkat ke Marina di Pisa. Tapi karena off season, jadi banyak restoran yang nggak buka.

Selagi nyari restoran yang buka, kita menyusuri pantai. MJ pun akhirnya berkenalan dengan pasir pantai dan juga air laut. Rasa penasaran yang besar membuat MJ mencoba untuk makan pasir. Tapi kayaknya rasanya nggak enak karena MJ nggak suka, hahaha.

Ketika akhirnya menemukan restoran yang buka, udah agak lewat jam makan siang, tapi masih rame banget. Mama pun memesan Grilled Plate, sementara Papa makan ikan bakar. Kanget banget deh sama yang namanya sea food! Sayangnya, untuk porsi kecil gitu harganya lumayan mahal dan yang paling parah, Mama nggak kenyang, huhuhu.

Sehabis makan, kita pun nyari hotel. Jalanan di Italia benar-benar memusingkan, diperparah dengan cara nyetir yang gila-gilaan. Tapi akhirnya kita dapat kamar, sebelum akhirnya kita pergi ke Pisa buat melihat menara Pisa. Ternyata beneran miring. Banget, malah.

Selama di Pisa, Mama dan Papa 2 kali makan es krim, rasanya beda dari yang di Jerman. Enak...

Hotel: ... (lupa namanya, tapi dari jendela kamar bisa lihat laut, walaupun agak kehalang sama beberapa rumah, hehehe)
Harga: 60 EUR/malam tanpa sarapan (diskon juga... Off season, sih).

Meet George Clooney
Setelah bermalam di Marina di Pisa, kita meneruskan perjalanan, semakin mendekati rumah tercinta (Mama udah kangen rumah, hihihi). Kesepakatan bersama (MJ sih nggak ikutan), kita mampir di Lago di Como.

Seperti biasa, makan adalah hal yang penting. Berhubung Mama pengennya Spaghetti Fruti di Mare, jadi ya lumayan susah nyari tempat makan sampai akhirnya terdampar di Pepe Nero. Nggak nyesel deh makan di sini. Pelayanannya oke banget, dan makanannya sedap. Harganya juga nggak beda dari tempat lainnya (yang lebih berkonsep café daripada restoran).
WC-nya juga keren, lho. Sayangnya MJ udah ngantuk, jadi lumayan ngadat sampai dijuluki "Setan Cilik" sama kepala pelayan restoran (dengan nada bercanda, tentunya). Bukannya tanpa alasan, tapi MJ berhasil numpahin wine ke meja, terus heboh, dan juga kaki MJ bisa sampai bolak-balik ganggu makanan Mama...

Berhubung cuma bayar parkir buat 2 jam, jadi ya cuma sebentar juga di Como. Sayang banget nggak ketemu sama Clooney, jadi nggak bisa deh numpang tidur di villanya, hehehe. Kita pun pergi meneruskan perjalanan sampai ke dekat perbatasan Swiss.

Sebuah hotel kecil tapi baru, terletak di tepi Lugano See pun jadi pilihan kita (bukan berarti banyak pilihan dengan range harga yang oke di kantong kita). Kita dapat apartemen di atas, lega banget, bahkan ada bathtube segala. MJ pun langsung mandi bareng Mama dan Papa di bathtube. Senang banget mandinya sampai lama...

Malam terakhir liburan singkat ini Mama dan Papa isi dengan makan malam berdua saja (akhirnya!) di café hotel setelah MJ tidur dengan nyenyak. Berbekal babyphone, Mama dan Papa menikmati hidangan seadanya, sepiring roti dengan salami, dan sepiring spaghetti, serta kue.

Hotel: Caffe del Viaggiatore
Harga: 80 EUR/malam tanpa sarapan (Off season dan Soft Opening, tipe kamar: Bruce Chatwin).

100 KM Away From Home
Perjalanan pulang berjalan lancar. Di Swiss kita mampir untuk beristirahat dan makan siang di Marché Heidiland. Ini tempat perhentian yang terbaik yang pernah Mama singgahi. Makanannya banyak macamnya, begitu pun dengan minumannya. Tapi bukan itu yang penting, tapi WC-nya. Keren banget deh. Disarankan banget, buat disinggahi. :-D

Nggak lama kemudian, kita pun meninggalkan Swiss dan melanjutkan perjalanan lewat Austria sebelum akhirnya masuk kembali ke Jerman. Aduh, senang banget rasanya kembali ke Jerman. Udah kebayang mau makan malam apa, kebayang enaknya bobo di kamar sendiri, tiba-tiba...turbolator mobil rusak.

Belum rusak sih, tapi lampunya udah menyala dan turbo nggak mau jalan. Segera saja berhenti di tempat istirahat terdekat dan menunggu mobil derek yang membawa ke bengkel terdekat. Selagi nunggu, ya kita makan (lagi!). Lega rasanya, melihat porsi Jerman yang pas dengan perut Mama. Di Italia sih dapat porsi orang diet mulu...

Beberapa lama di bengkel, ternyata sebenarnya nggak ada masalah. Cuma komputernya aja yang terlalu sensitif dan melaporkan kalau ada masalah dan mematikan fungsi turbo. Halah, 100 km jauhnya dari rumah, dan kita kehilangan 2 jam!

Akhirnya sampai rumah itu ya malam...dan MJ segera disiapkan untuk tidur. Di rumah sendiri, di kamar sendiri. Kembali ke suhu yang dingin dan langit yang kelabu.

Home sweet home.
Harga: Gratis tapi sekaligus nggak ternilai! ;-)

Mittwoch, 15. Oktober 2008

Eine Wasserratte


Hari Sabtu kemarin akhirnya kita bisa pergi berenang lagi, setelah batal karena MJ baru imunisasi, lalu Sabtu berikutnya karena Tante Claudia sekeluarga mengunjungi kita sekaligus karena Papa masih teler berat karena sakit.

Kali ini Mama nggak lupa bawa kamera. :-D